LAPORAN
ASAM
KARBOKSILAT DAN ESTER
Senin, November 2013
Dosen
Pembimbing Praktikum :
Adi
Riyadhi, Msi
Disusun
Oleh:
Kelompok
2
Bambang Veery (1112096000005)
Shofia Fithriani Sanusi (1112096000007)
Shelviana (1112096000029)
Siska Permata Sari (1112096000014)
Kimia 3
- A
PROGRAM
STUDI KIMIA
FAKULTAS
SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013
ASAM
KARBOKSILAT DAN ESTER
I.
TUJUAN
-
Mengamati pembentukan
ester (bau)
-
Mengidentifikasi
senyawa asam karboksilat dan ester
-
Mempelajari cara
pembuatan ester (esterifikasi)
-
Mengetahui
reaksi-reaksi gugus karboksilat dalam suatu senyawa
II.
DASAR
TEORI
Asam
karboksilat secara struktur menyerupai aldehida dan keton karena mengandung
gugus karbonil . perbedaanya adalah pada asam karboksilat terdapat gugus
hidroksil yang terikat pada karbon karbonil –COOH. Gugus karboksil mengandung gugus
karbonil dan sebuah gugus hidroksil; antar aksi dari kedua gugus ini
mengakibatkan suatu kereaktifan kimia yang unik dan untuk asam karboksilat.
Asam
karboksilat tergolong asam lemah karena hanya sedikit terionisasi dalam air .
pada saat kesetimbangan, sebagian besar asam berada dalam bentuk yang tidak
treonisasi . kostanta disosiasi , Ka asam karboksilat , dimana R sebagai gugus
alkil adalah 10-5atau kurang
Reaksi-reaksi
Ester dan Asam Karboksilat
1.
Reaksi Pembentukan Garam
Garam organik yang membentuk dan memiliki sifat fisik dari garam anorganik
padatannya, NaCl dan KNO3adalah garam
organik yang meleleh pada temperatur tinggi, larut dalam air dan tidak berbau.
Reaksi yang terjadi adalah:
HCOOH + Na+ →
HCOONa + H2O
2.
Reaksi Esterifikasi
Ester asam karboksilat ialah senyawa yang mengandung gugus –COOR dengan R
dapat berbentuk alkil. Ester dapat dibentuk berkat reaksi langsung antara asam
karboksilat dengan alkohol. Secara umum reaksinya adalah:
RCOOH + R’OH →
RCOOR + H2O
Reaksi esterifikasi adalah reaksi pembentukan ester dengan cara
merefluks sebuah asam karboksilat bersama sebuah alkohol dengan katalis
asam. Asam yang digunakan sebagai katalis biasanya adalah asam
sulfat.Pembentukan ester melalui asilasi langsung asam karboksilat terhadap
alkohol, seperti pada esterifikasi Fischer lebih disukai ketimbang asilasi
dengan anhidrida asam ( atom yang rendah) atau asil klorida (sensitif terhadap
kelembapan). Kelemahan utama asilasi langsung adalah konstanta kesetimbangan
kimia yang rendah.Hal ini harus diatasi dengan menambahkan banyak asam
karboksilat, dan pemisahan air yang menjadi hasil reaksi. Pemisahan
air dilakukan melalui distilasi Dean-Strak atau penggunaan saringan molekul.
Ester diturunkan dari asam
karboksilat.Sebuah asam karboksilat mengandung gugus -COOH, dan pada sebuah
ester hidrogen di gugus ini digantikan oleh sebuah gugus hidrokarbon dari beberapa
jenis. Hidrogen pada gugus -COOH digantikan oleh sebuah gugus alkil, meskipun
tidak jauh beda jika diganti dengan sebuah gugus aril (yang berdasarkan pada
sebuah cincin benzen).
Ester dapat dibuat oleh suatu reaksi
keseimbangan antara suatu alkohol dan suatu asam karbon.Ester dinamai menurut
kelompok alkil dari alkohol dan kemudian alkanoat (bagian dari asam
karbon).Sebagai contoh, reaksi antara metanol dan asam butir menghasilkan ester
metil butir C3H7-COO-CH3 seperti halnya air. Yang paling sederhana adalah
H-COO-CH3,metil metanoat. Karena ester dari asam yang lebih tinggi, alkana
menyebut dengan - oat pada akhiran.Secara umum Ester dari asam berbau harum
meliputi benzoat seperti metil benzoat (Anonim, 1995). Reaksi
esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester dengan reaksi langsung antara
suatu asam karboksilat dengan suatu alcohol.
Contoh ester umum – etil etanoat Ester
yang paling umum dibahas adalah etil etanoat.Dalam hal ini, hidrogen pada gugus
-COOH telah digantikan oleh sebuah gugus etil. Rumus struktur etil etanoat
adalah sebagai berikut:
Contoh ester yang lain
Hal-hal yang mempengaruhi esterifikasi adalah:
a.
Suhu
b.
Perbandingan zat pereaksi
c.
Pencampuran
d.
Katalis
3.
Reaksi Oksidasi
Reaksi terjadi pada pembakaran atau oleh reagen yang sangat kokoh dan kuat
seperti asam sulfat, CrO3, panas.Gugus asam karboksilat teroksidasi sangat
lambat.
4.
Pembentukan Asam Karboksilat
Beberapa cara pembentukan asam karboksilat dengan jalan sintesa
dapat dikelompokkan dalam 3 cara yaitu: reaksi hidrolisis turunan asam
karboksilat, reaksi oksidasi, reaksi Grignat.
5.
Reaksi saponifikasi
Reaksi saponifikasi adalah reaksi ester dengan suatu basa
menghasilkan alcohol dan garam karboksilat .
Perbedaan ester dan asam
karboksilat:
Parameter
perbedaan
|
Asam
karboksilat
|
Ester
|
Aroma
|
Tidak
enak
|
Enak
|
Ikatan
antar molekul
|
Dapat
membentuk ikatan hidrogen
|
Tidak
dapat membentuk ikatan hidrogen
|
Tekanan
uap
|
Rendah
( sedikit molekul yang tercium )
|
Tinggi
( banyak molekul yang dapat tercium )
|
Bentuk
dan Berat molekul
|
Padat
( BM Rendah)
Cair
( BM tinggi )
|
Cairan
( BM nya Tinggi )
|
III.
ALAT
DAN BAHAN
A.
Alat
-
Tabung reaksi
-
Pipet tetes
-
Rak tabung
-
Gelas piala
-
Penangas
-
Thermometer
-
Gelas piala
B.
Bahan
IV.
CARA
KERJA
-
Esterifikasi
-
Saponifikasi
V.
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
-
Eterifikasi
Sampel
|
Hasil
|
Isopropil
alkohol
|
2 fase
(berbau ester)
|
Butanol
|
2 fase
(berbau ester)
|
Etanol
|
Larut(tidak
berbau ester)
|
-
Saponifikasi
PERLAKUAN
|
HASIL
|
10
mL metil salisilat + 5mL NaOH 6M, dipanaskan
|
Terdapat lapisan ester
Larutan berwarna kuning dan terdapat ↓
putih
|
Didinginkan
|
↓ hilang
|
+ HCl 6 M ( uji lakmus )
|
Lakmus berubah dari biru menjadi
merah ( penambahan 5mL HCl)
|
Senyawa yang terbentuk
|
Garam karboksilat
|
Berdasarkan hasil
pengamatan diatas diketahui bahwa percobaan yang dilakukan adalah idenifikasi asam karboksilat
dan reaksi esterifikasi.
Dimana asam karboksilat ini merupakan golongan asam organik alifatik yang memiliki
gugus karboksil. Semua asam karboksilat ialah asam lemah, dimana didalam
pelarut air, sebagian molekulnynya terionisasi dengan melepas atom hidrogen
menjadi ion H+. Asam karboksilat dapat memiliki lebih dari satu gugus
fungsional. Asam karboksilat yang memiliki dua gugus karboksil disebut asam
dikarboksilat (alkandioat) dan jika memiliki tiga gugus karboksil disebut
dengan trikarboksilat (alkantrioat). Sedangkan esterifikasi adalah reaksi
pembentukkan ester. Dimana, sebuah asam karboksilat bersama alkohol
dengan katalis asam membentuk ester.
Percobaan yang dilakukan adalah esterifikasi .Asam
karboksilat dan alkohol dipanaskan bersama dengan adanya beberapa tetes asam
sulfat pekat untuk mengamati bau ester yang terbentuk dan berfungsi sebagai katalisnya Asam karboksilat
yang digunakan yaitu asam asetat glasial, sedangkan alkohol yang digunakan
adalah isopropyl alkohol, butanol dan etanol. Semua zat (asam karboksilat,
alkohol dan asam sulfat pekat) yang dalam jumlah kecil dipanaskan di sebuah
tabung uji yang berada diatas sebuah penangas air panas selama beberapa menit.
Percobaan reaksi baik dengan
isopropyl alkohol maupun etanol terdapat dua fase, sedangkan pada etanol hanya
satu fase.Isopropyl alkohol dan butanol terdapat bau ester, sedangkan etanol
tidak berbau.Etanol jika direaksikan seharusnya berbau ester, tetapi dalam
percobaan tidak berbau.Hal ini dikarenakan bau ester dari etil asetat sudah
hilang.Reaksiyang terjadi berlangsung lambat dan dapat balik (reversibel),
ester yang terbentuk tidak banyak.Bau khas ester seringkali tertutupi atau
terganggu oleh bau asam karboksilat.Semua ester cukup tidak larut dalam air dan
cenderung membentuk sebuah lapisan tipis pada permukaan.Ester-ester kecil
seperti pelarut-pelarut organik sederhana memiliki bau yang mirip dengan
pelarut-pelarut organik (etil etanoat merupakan sebuah pelarut yang umum
misalnya pada lem).Semakin besar ester, maka aromanya cenderung lebih ke arah
perasa buah buatan – misalnya "buah pir".
-
Percobaan
selanjutnya
adalah reaksi saponifikasi.Langkah pertama yang dilakukan adalah mencampurkan
metil salisilat dengan NaOH 6
menghasilkan endapan putih dan larutan berwarna kuning, dalam hal ini
larutan NaOH digunakan sebagai pelarut karena meti salisilat ini tidak larut
dalam air tetapi larut dalam NaOH. Kemudian
larutan tersebut dipanaskan selama 30 menit. Dalam
reaksi ini terjadi hidrolisis ester dengan menggunakan basa.
Hidrolisis ester disebut juga reaksi penyabunan. Hidrolisis ester ini mengubah
ester menjadi alkohol dan garam yang berasal dari turunannya. Dilakukan
pemanasan bertujuan karena proses hidrolisis ini akan berlangsung sempurna jika
dididihkan dengan pelarut basa, seperti NaOH. Kemudian
didinginkan pada suhu ruang. Pada proes pendinginan ini tercium bau metil
salisilatnya ( baunya seperti balsam )
berkurang, lalu ditambahkan HCl 6M, dan uji kertas lakmus. Kertas lakmus
berubah menjadi merah setelah penambahan 5ml HCl, penambahan HCl ini berfungsi untuk mengetahui
banyaknya NaOH yang tersisa dalam proses saponifikasi. Selain itu, penambahan HCl juga untuk memberikan
suasana asam, karena hasil awal dai reaksi saponifikasi adalah berupa
karboksilat. Dengan adanya penambahan HCl ini karboksilat diubah menjadi asam
karboksilat. Persamaan reaksi yang terjadi:
C8H8O3+
NaOH → C7H5O3Na + CH3OH
NaOH sisa + HCl → NaCl + H2O + HCl sisa
VI.
KESIMPULAN
-
Isopropil alkohol,
butanol dan etanol terdapat bau ester
-
Ester dibuat dengan
cara mereaksikan asam karboksilat dan alkohol dengan bantuan katalis
-
Reaksi saponifikasi
dapat dihasilkan dari hidrolisis ester
oleh basa yang menghasilkan garam dari asam. Dan ketika ditambah asam kuat
terjadi pengasaman yang menghasilkan asam karboksilat
DAFTAR PUSTAKA
Makasih atas blog nya
BalasHapusminta blognya juga dong
BalasHapusblognya mana woy?
BalasHapus