LAPORAN
UJI
KELARUTAN SENYAWA ORGANIK
Senin, Oktober 2013
Dosen
Pembimbing Praktikum :
Adi
Riyadhi, Msi
Disusun
Oleh:
Kelompok
2
Bambang Veery (1112096000005)
Shofia Fithriani Sanusi (1112096000007)
Shelviana (1112096000029)
Siska Permata Sari (1112096000014)
Kimia 3
- A
PROGRAM
STUDI KIMIA
FAKULTAS
SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013
UJI
KELARUTAN SENYAWA ORGANIK
TUJUAN:
Menguji kelarutan senyawa organik pada sampel unknow
Menguji kelarutan senyawa organik pada sampel unknow
DASAR TEORI:
Kelarutan sering digunakan dalam beberapa
faham. Kelarutan menyatakan pengertian secara kualitatif dari proses larutan
(Petruci,1987). Kelarutan juga di gunakan secara kuantitatif untuk menyatakan
komposisi dari larutan. Suatu larutan dinyatakan merupakan ”larutan tidak
jenuh” jika solute dapat ditambahkan untuk memperoleh berbagai larutan yang
berbeda dalam konsentrasinya. Dalam banyak hal, ternyata proses penambahan
solute tidak dapat berlangsung secara tidak terbatas. Suatu keadaan akan
dicapai dimana penambahan solute pada sejumlah solvent yang tertentu tidak akan
menghasilkan larutan lain yang memiliki konsentrasi lebih tinggi (Keenan,1986).
Istilah kelarutan digunakan untuk
menyatakan jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu zat
pelarut atau larutan. Kelarutan bergantung pada jenis zat terlarut, ada zat
yang mudah larut tetapi banyak juga yang sedikit larut.Konsentrasi dari larutan
jenuh, yaitu kelarutan, tergantung pada (Keenan,1986) :
·
Sifat solvent
Kelarutan yang besar terjadi bila
molekul-molekul solute mempunyai kesamaan dalam struktur dan sifat-sifat
kelistrikan dari molekul-molekul solvent. Bila ada kesamaan dari sifat-sifat
kelistrikan, misalnya momen dipol yang tinggi, antara solvent-solvent, maka
gaya-gaya tarik yang terjadi antara solute solvent adalah kuat. Sebaliknya,
bila tidak ada kesamaan, maka gaya-gaya terik solute solvent lemah.
Secara umum, padatan ionik mempunyai
kelarutan yang lebih tinggi dalam solvent polar daripada dalam pelarut
non-polar. Juga, jika solvent lebih polar, maka kelarutan dari padatan-padatan
ionik akan lebih besar.
·
Sifat solute
Penggantian solute berarti pengubahan
interaksi-interaksi solute-solute dan solute-solvent.
-
Suhu
Kelarutan gas dalam air biasanya menurun
jika suhu larutan dinaikkan. Gelembung-gelembung kecil yang dibentuk bila air
dipanaskan adalah kenyataan bahwa udara yang terlarut menjadi kurang larut pada
suhu-suhu yang lebih kecil. Hal yang serupa, tidak ada aturan yang umum untuk
perubahan suhu terhadap kelrutan cairan-cairan dan padatan-padatan.
-
Tekanan
Kelarutan dari semua gas naik jika
tekanan saham dari gas yang terletak di atas larutan dinaikkan. Secara
kuantitatif, hal ini dinyatakn dalam hukum Henry, yang menyatakan bahwa pada
suhu tetap perbandingan dari tekanan saham dari solute gas dibagi dengan mol
fraksi dari gas dalam larutan adalah tetap.
Pengendapan merupakan metode yang sangat
berharga untuk memisahkan suatu sample menjadi komponen-komponennya. Proses
yang dilibatkan adalah proses dalam zat yang akan dipisahkan itu digunakan
untuk membentuk suatu fase baru endapan padat (R.A. Day, Jr,1992).
Pengujian mengenai kelarutan ini banyak
digunakan untuk produk-produk instan seperti jahe instan, kopi instan, serta
dapat pula digunakan untuk tablet. Makin tinggi angka yang diperoleh
menunjukkan kelarutan yang meningkat pula.
METODE PRAKTIKUM
1. Alat dan Bahan
Alat:
Alat yang digunakan dalam percobaan ini
adalah tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes , spatula, dan cawan petri
Bahan :
Sampel
unknow( yang terdiri dari: n- heksan, folmaldehid, aseton, asam asetat,
dietileter, toluene, fenol, etildilamin, isopropilalkohol), aquades, H2SO4 5 %,
HCl 5%, NaOH 5%,NaHCO3 5%, dan kertas lakmus
2. Cara Kerja :
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Sampel
|
+
aquades 1 mL
|
Perlakuan
1
|
Perlakuan
2
|
Perlakuan
3
|
Kesimpulan
|
Kesimpulan
Sebenarnya
|
A
|
Larut
|
Memerahkan
lakmus biru
|
-
|
-
|
Asam
|
Netral
( dietil eter)
|
B
|
Tidak
larut
|
(
+ NaOH) tidak larut
|
(+
HCl) larut
|
(
+ H2SO4)
Larut
|
Netral
|
Inert
(n-heksan)
|
C
|
Larut
|
Tidak
merubah kertas lakmus
|
-
|
-
|
Netral
|
Netral
(isopropyl alcohol )
|
D
|
Larut
|
Tidak
merubah kertas lakmus
|
-
|
-
|
Netral
|
Netral
(aseton)
|
E
|
Larut
|
Tidak
merubah kertas lakmus
|
-
|
-
|
Netral
|
Netral
(fenol)
|
F
|
Larut
|
Memerahkan
lakmus biru
|
-
|
-
|
Asam
|
Netral
(formaldehid)
|
G
|
Larut
|
Memerahkan
lakmus biru
|
-
|
-
|
Asam
|
Asam
( asam karboksilat)
|
H
|
Tidak
larut( berbuih)
|
(+NaOH)
berbuih
|
(
+ HCl ) tidak larut
|
(+
H2SO4) tidak larut
|
Inert
|
Inert
|
I
|
Tidak
larut ( agak keruh)
|
(+NaoH)
tidak larut
|
(+
HCl) larut
|
-
|
Basa
|
Basa
|
Berdasarkan
tabel diatas diketahui bahwa percobaan yang dilakukan adalah menguji kelarutan
senyawa organik. Dari data-data diatas dapat
diketahui ada beberapa senyawa yang tidak esuai dengan seharusnya . Hal
tersebut terjadi karena ketidak bersihan tabung reaksi yang dipakai saat
percobaan sehingga terjadi kontaminasi yang menyebabkan kessalahan dalam
penarikan kesimpulan atau dikarenakan kesalahan dalam menuangkan sampel.
KESIMPULAN:
-
Senyawa
unknown pada sampel A adalah dietil eter
-
Senyawa
unknown pada sampel B adalah n-heksana
-
Senyawa
unknown pada sampel C adalah isopropyl alcohol
-
Senyawa
unknown pada sampel D adalah aseton
-
Senyawa
unknown pada sampel E adalah fenol
-
Senyawa
unknown pada sampel F adalah formaldehid
-
Senyawa
unknown pada sampel G adalah asam karboksilat
-
Senyawa
unknown pada sampel H adalah sennyawa inert
-
Senyawa
unknown pada sampel I adalah senyawa basa
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar