Minggu, 27 Oktober 2013



LAPORAN
UJI KELARUTAN SENYAWA ORGANIK
Senin,  Oktober 2013

Dosen Pembimbing Praktikum :
Adi Riyadhi, Msi

Disusun Oleh:
Kelompok 2
Bambang Veery                 (1112096000005)
Shofia Fithriani Sanusi   (1112096000007)
Shelviana                              (1112096000029)
Siska Permata Sari            (1112096000014)
Kimia 3 - A

PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013

UJI  KELARUTAN SENYAWA ORGANIK
TUJUAN:
Menguji kelarutan senyawa organik pada sampel unknow
DASAR TEORI:
Kelarutan sering digunakan dalam beberapa faham. Kelarutan menyatakan pengertian secara kualitatif dari proses larutan (Petruci,1987). Kelarutan juga di gunakan secara kuantitatif untuk menyatakan komposisi dari larutan. Suatu larutan dinyatakan merupakan ”larutan tidak jenuh” jika solute dapat ditambahkan untuk memperoleh berbagai larutan yang berbeda dalam konsentrasinya. Dalam banyak hal, ternyata proses penambahan solute tidak dapat berlangsung secara tidak terbatas. Suatu keadaan akan dicapai dimana penambahan solute pada sejumlah solvent yang tertentu tidak akan menghasilkan larutan lain yang memiliki konsentrasi lebih tinggi (Keenan,1986).
Istilah kelarutan digunakan untuk menyatakan jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu zat pelarut atau larutan. Kelarutan bergantung pada jenis zat terlarut, ada zat yang mudah larut tetapi banyak juga yang sedikit larut.Konsentrasi dari larutan jenuh, yaitu kelarutan, tergantung pada (Keenan,1986) :
·      Sifat solvent
Kelarutan yang besar terjadi bila molekul-molekul solute mempunyai kesamaan dalam struktur dan sifat-sifat kelistrikan dari molekul-molekul solvent. Bila ada kesamaan dari sifat-sifat kelistrikan, misalnya momen dipol yang tinggi, antara solvent-solvent, maka gaya-gaya tarik yang terjadi antara solute solvent adalah kuat. Sebaliknya, bila tidak ada kesamaan, maka gaya-gaya terik solute solvent lemah.
Secara umum, padatan ionik mempunyai kelarutan yang lebih tinggi dalam solvent polar daripada dalam pelarut non-polar. Juga, jika solvent lebih polar, maka kelarutan dari padatan-padatan ionik akan lebih besar.
·      Sifat solute
Penggantian solute berarti pengubahan interaksi-interaksi solute-solute dan solute-solvent.
-          Suhu
Kelarutan gas dalam air biasanya menurun jika suhu larutan dinaikkan. Gelembung-gelembung kecil yang dibentuk bila air dipanaskan adalah kenyataan bahwa udara yang terlarut menjadi kurang larut pada suhu-suhu yang lebih kecil. Hal yang serupa, tidak ada aturan yang umum untuk perubahan suhu terhadap kelrutan cairan-cairan dan padatan-padatan.
-          Tekanan
Kelarutan dari semua gas naik jika tekanan saham dari gas yang terletak di atas larutan dinaikkan. Secara kuantitatif, hal ini dinyatakn dalam hukum Henry, yang menyatakan bahwa pada suhu tetap perbandingan dari tekanan saham dari solute gas dibagi dengan mol fraksi dari gas dalam larutan adalah tetap.
Pengendapan merupakan metode yang sangat berharga untuk memisahkan suatu sample menjadi komponen-komponennya. Proses yang dilibatkan adalah proses dalam zat yang akan dipisahkan itu digunakan untuk membentuk suatu fase baru endapan padat (R.A. Day, Jr,1992).
Pengujian mengenai kelarutan ini banyak digunakan untuk produk-produk instan seperti jahe instan, kopi instan, serta dapat pula digunakan untuk tablet. Makin tinggi angka yang diperoleh menunjukkan kelarutan yang meningkat pula.

METODE PRAKTIKUM
1.   Alat dan Bahan
Alat:
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes , spatula, dan cawan petri

Bahan :
Sampel unknow( yang terdiri dari: n- heksan, folmaldehid, aseton, asam asetat, dietileter, toluene, fenol, etildilamin, isopropilalkohol), aquades, H2SO4 5 %, HCl 5%, NaOH 5%,NaHCO3 5%, dan kertas lakmus
2.   Cara Kerja :


HASIL  PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Sampel
+ aquades 1 mL
Perlakuan 1
Perlakuan 2
Perlakuan 3
Kesimpulan
Kesimpulan Sebenarnya
A
Larut
Memerahkan lakmus biru
-
-
Asam
Netral ( dietil eter)
B
Tidak larut
( + NaOH) tidak larut
(+ HCl) larut
( + H2SO4)
Larut
Netral
Inert
(n-heksan)
C
Larut
Tidak merubah kertas lakmus
-
-
Netral
Netral (isopropyl alcohol )
D
Larut
Tidak merubah kertas lakmus
-
-
Netral
Netral (aseton)
E
Larut
Tidak merubah kertas lakmus
-
-
Netral
Netral (fenol)
F
Larut
Memerahkan lakmus biru
-
-
Asam
Netral
(formaldehid)
G
Larut
Memerahkan lakmus biru
-
-
Asam
Asam ( asam karboksilat)
H
Tidak larut( berbuih)
(+NaOH) berbuih
( + HCl ) tidak larut
(+ H2SO4) tidak larut
Inert
Inert
I
Tidak larut ( agak keruh)
(+NaoH) tidak larut
(+ HCl) larut
-
Basa
Basa

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa percobaan yang dilakukan adalah menguji kelarutan senyawa organik. Dari data-data diatas dapat diketahui ada beberapa senyawa yang tidak esuai dengan seharusnya . Hal tersebut terjadi karena ketidak bersihan tabung reaksi yang dipakai saat percobaan sehingga terjadi kontaminasi yang menyebabkan kessalahan dalam penarikan kesimpulan atau dikarenakan kesalahan dalam menuangkan sampel.

KESIMPULAN:
-          Senyawa unknown pada sampel A adalah dietil eter
-          Senyawa unknown pada sampel B adalah n-heksana
-          Senyawa unknown pada sampel C adalah isopropyl alcohol
-          Senyawa unknown pada sampel D adalah aseton
-          Senyawa unknown pada sampel E adalah fenol
-          Senyawa unknown pada sampel F adalah formaldehid
-          Senyawa unknown pada sampel G adalah asam karboksilat
-          Senyawa unknown pada sampel H adalah sennyawa inert
-          Senyawa unknown pada sampel I adalah senyawa basa

DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar